cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
TEKNIK
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 08521697     EISSN : 24609919     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Journal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah dari berbagai disiplin ilmu rekayasa/keteknikan. Artikel-artikel yang dipublikasikan di Jurnal TEKNIK meliputi hasil-hasil penelitian ilmiah asli (prioritas utama), artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru (tidak prioritas), atau komentar atau kritik terhadap tulisan ilmiah yang dipublikasikan oleh Jurnal TEKNIK.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)" : 8 Documents clear
Penyelesaian Numerik Persamaan Advection Dengan Radial Point Interpolation Method dan Integrasi Waktu Dengan Discontinuous Galerkin Method Sadono, Kresno Wikan
TEKNIK Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19316.255 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v37i2.11640

Abstract

Persamaan differensial banyak digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena dalam bidang sains dan rekayasa. Berbagai masalah komplek dalam kehidupan sehari-hari dapat dimodelkan dengan persamaan differensial dan diselesaikan dengan metode numerik. Salah satu metode numerik, yaitu metode meshfree atau meshless berkembang akhir-akhir ini, tanpa proses pembuatan elemen pada domain. Penelitian ini menggabungkan metode meshless yaitu radial basis point interpolation method (RPIM) dengan integrasi waktu discontinuous Galerkin method (DGM), metode ini disebut RPIM-DGM. Metode RPIM-DGM diaplikasikan pada advection equation pada satu dimensi. RPIM menggunakan basis function multiquadratic function (MQ) dan integrasi waktu diturunkan untuk linear-DGM maupun quadratic-DGM. Hasil simulasi menunjukkan, metode ini mendekati hasil analitis dengan baik. Hasil simulasi numerik dengan RPIM DGM menunjukkan semakin banyak node dan semakin kecil time increment menunjukkan hasil numerik semakin akurat. Hasil lain menunjukkan, integrasi numerik dengan quadratic-DGM untuk suatu time increment dan jumlah node tertentu semakin meningkatkan akurasi dibandingkan dengan linear-DGM. [Title: Numerical solution of advection equation with radial basis interpolation method and discontinuous Galerkin method for time integration] Differential equation is widely used to describe a variety of phenomena in science and engineering. A variety of complex issues in everyday life can be modeled with differential equations and solved by numerical method. One of the numerical methods, the method meshfree or meshless developing lately, without making use of the elements in the domain. The research combines methods meshless, i.e. radial basis point interpolation method with discontinuous Galerkin method as time integration method. This method is called RPIM-DGM. The RPIM-DGM applied to one dimension advection equation. The RPIM using basis function multiquadratic function and time integration is derived for linear-DGM and quadratic-DGM. The simulation result shows that this numerical method, close to the results exact well. The results of numerical simulations with RPIM-DGM show, the more nodes and the smaller the time increment, the more accurate the numerical results. Other results showed, integration with quadratic-DGM for a time increment, and a certain number of nodes, further improving accuracy, compared with the linear-DGM. 
Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process Irawan, Hafit; Ismiyati, Ismiyati; Pudjianto, Bambang
TEKNIK Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1489.017 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v37i2.8411

Abstract

Pelaksanaan penanganan jalan di Kabupaten Kudus banyak terjadi ketidakseimbangan paket-paket pekerjaan penanganan jalan seperti banyaknya jalan yang belum mendapat penanganan baik pemeliharaan maupun peningkatan. Selama ini yang digunakan dalam penentuan skala prioritas penanganan jalan didasarkan pada ketersediaan anggaran dan nilai manfaat finansial jalan saja. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh urutan prioritas penanganan jalan di Kabupaten Kudus, secara tepat dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait. Penelitian ini menggunakan metode AHP dengan 5 (lima) kriteria yang dipakai untuk menentukan prioritas penanganan jalan, yaitu kerusakan jalan, mobilitas, volume lalu lintas, tingkat aksesibilitas, dan pengembangan wilayah. Berdasarkan analisa AHP diperoleh tingkat kepentingan bobot masing-masing kriteria untuk menentukan prioritas penanganan jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria kerusakan jalan memperoleh bobot tertinggi, yaitu 45,06% kemudian kriteria mobilitas 20,62%, kriteria volume lalu lintas 14,53%, kriteria tingkat aksesibilitas 12,78%, dan kriteria pengembangan wilayah 7,01%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perlu adanya kriteria-kriteria sebagai tolok ukur untuk menentukan dalam prioritas penanganan jalan agar pengalokasian anggaran tepat sasaran.Saran dari penelitian ini dalam menentukan prioritas penanganan jalan di Kabupaten Kudus sebaiknya mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai dasar prioritas penanganan jalan. [Title: The Determination of The scale Priorities for Handling in Kudus Use Analytical Hierarchy Process Method]. The implementation of the road handling in Kudus, in fact is found many imbalances packets roads handling jobs like many roads yet had a good handling maintenance and enhancement. So far in setting priorities scale was based on an assessment of the availability of the budget and the value of the financial benefits. The purpose of this study is to obtain an assessment of the priority order in Kudus appropriately involving related parties. This study used AHP with 5 (five) criteria that were used to determine the priority of the road, which is damage to roads, mobility, traffic volume, accessibility, and regional development. Based on AHP analysis, we can found the level of importance weight of each criterion for determining priority road handling. The results showed that the damage criteria to obtain the highest weight, i.e. 45.06% and 20.62% mobility criteria, the criteria of traffic volume 14.53%, 12.78% level of accessibility criteria, and the criteria for regional development 7.01%. Therefore, we need criteria as a benchmark to determine the priority of the road so that the budget allocation is well targeted. The suggestion of this research in deciding the priority of roads handling in Kudus should consider some criteria as the basic priorities for the handling of the road.
Pengembangan Transportasi Sungai Kota Semarang Sebagai Transportasi Perintis Tujuan Wisata Air (Studi Kasus Kanal Banjir Barat Kota Semarang) Ismiyati Ismiyati; Hary Budieny; Moga Narayudha; Salamun Salamun; Anggara Dharma Putra; Wiweka Reka Wiweka Reka
TEKNIK Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.521 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v37i2.9373

Abstract

Perkembangan pariwisata di kota Semarang ditandai dengan tersedianya fasilitas shuttle bus gratis. Rute shuttle bus tersebut melewati rute Kuliner Pekunden, Pusat oleh-oleh Pandanaran, Gedung Lawang Sewu dan Daerah Kota Lama Semarang.Sejak tahun 2012, wisata di tepi Sungai Kanal Banjir Barat mulai dikembangkan pemerintah Kota Semarang. Namun, sampai saat ini Kanal Banjir Barat hanya difungsikan sebagai sungai pengendali banjir, sehingga fungsi pariwisatanya belum optimal seperti objek wisata lain di Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan transportasi wisata air, khususnya di Kanal Banjir Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan kuesioner dan observasi lapangan. Metode kuantitatif penentuan alur pelayaran menggunakan analisis hidrologi dan simulasi hidrolika sungai dengan program HEC-RAS. Penelitian ini merekomendasikan bahwa lokasi pengembangan transportasi untuk wisata air di Kanal Banjir Barat akan efektif jika berada diantara Bendung Simongan hingga muara Kanal Banjir Barat. Tipe angkutan wisata yang ideal adalah menggunakan 2 kapal speedboat terbuka dengan dimensi panjang 8 m, lebar 2,2 m, dan draft 0,4 m. Biaya Operasional Kapal per tahun untuk 8 trip per hari dan biaya pengelolaannya adalah sebesar Rp 901,2 juta dengan estimasi tarif per orang sebesar untuk Rp 17.070,- per trip. [Title: River Transportation Development of Semarang City for Water Tourism: A Case Study West Flood Canal] Tourism development of Semarang city is identified by the facilities of free shuttle bus. The shuttle bus service passes through Pekunden culinary route, a central souvenir of Pandanaran, Lawang Sewu and Old City of Semarang. Since 2012, local government has developed riverside tourism object of the West Flood Canal Semarang. However, until then the West Flood Canal only was functioned as flood control. Thus, the tourism function is not optimum as other tourism attractions in Semarang city. This research aims to develop the water tourism transportation, especially in the West Flood Canal. This research uses a descriptive method by questionnaires and field observations. Quantitative methods of determining ship channel using hydrological analysis and simulation of river hydraulics with HEC-RAS program. This study recommends that the location of the development of transportation of water tourism in the West Flood Canal would be effective if it is located in between the estuary of Simongan weir to the West Flood Canal. The ideal type of transport mode uses two open speedboats with dimensions of 8 m length, 2.2 m width, and a draft of 0.4 m. Ship Operating Costs per year for eight trips per day and its management fee is Rp 901.2 million with the estimated fare per person about USD 17.070, - per trip. 
Penyisihan Limbah Organik Air Lindi TPA Jatibarang Menggunakan Koagulasi-Flokulasi Kimia Rezagama, Arya; Hadiwidodo, Mochtar; Purwono, Purwono; Ramadhani, Nurul Fajri; Yustika, Mia
TEKNIK Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.919 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v37i2.12647

Abstract

Air lindi yang meresap ke dalam tanah yang berpotensi bercampur dengan air tanah sehingga menimbulkan pencemaran tanah, air tanah dan air permukaan. Komposisi limbah lindi dari berbagai TPA berbeda-beda bergantung pada musim, jenis limbah, umur TPA. Proses dalam TPA menghasilkan molekul organik recalcitrant yang ditunjukkan dengan rendahnya rasio BOD/COD dan tingginya nilai NH3-N. Belum optimalnya pengolahan air lindi di Jatibarang membutuhkan pretreatment sebagai bentuk upaya alternatif dalam proses pengolahan air lindi sebelum masuk ke dalam proses aerated lagun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh koagulan kimia pada penyisihan bahan organik air lindi TPA Jatibarang. Penelitian dilakukan pada bulan April- Agustus 2016. Karaktersitik air lindi TPA Jatibarang termasuk dalam kategori "moderately stable" dan lindi muda. Penyisihan bahan organik dengan menggunakan kuagulan kimia FeCl3 dan Al2SO4 menunjukkan nilai yang cukup signifikan untuk parameter COD, BOD, TSS. Penggunaan dosis optimal terjadi pada 16 g/L FeCl3 serta 16 g/L Al2SO4 dapat menurunkan nilai COD sebesar 51% dan 65%, BOD sebesar 50% dan 56%, dan TSS sebesar 24% dan 21%. Perubahan nilai pH akibat penambahan koagulan berpengaruh positif terhadap tingkat penyisihan, namun memberikan dampak negatif yaitu buih yang cukup banyak. Penurunan beban organik menguntungkan bagi sistem pengolahan lindi eksisting TPA Jatibarang. [Title: Removal of Lindi Water Organic Waste of TPA Jatibarang using Chemical Coagulation- Floculation] Leachate grounding into the soil that potentially could mix with the groundwater caused contamination of soil, groundwater and surface water. The composition of waste landfill leachate from the various location is depending on the season, the type of waste, and landfill age. Process in the TPA produces recalcitrant organic molecules as indicated by the low ratio of BOD/COD and NH3-N high value. The ineffective treatment of leachate at Jatibarang require a pretreatment as a form of alternative effort in the processing of leachate prior to entry into the aerated lagoon process. This study aims to analyze the influence of chemical coagulants on grounding organic material Jatibarang landfill leachate. The study was conducted in April-August 2016. Jatibarang landfill leachate characteristics were categorized as "moderately stable" and young leachate. Allowance for organic materials using chemical coagulants of FeCl3 and Al2SO4 showed significant values for the parameters of COD, BOD, and TSS. The use of optimal dose occurs at 16 g/L FeCl3 and 16 g/L Al2SO4 which can reduce the COD value by 51% and 65%, BOD by 50% and 56%, and TSS at 24% and 21%. PH value changes due to the addition of coagulant positive effect on the level of the allowance, but a negative effect that is quite a lot of froth. The decline in organic load favorable for existing landfill leachate treatment systems Jatibarang. 
Analisis Level Kesiapan Warga Menghadapi Potensi Bencana Longsor Kota Semarang Susanto, Novie; Putranto, Thomas Triadi
TEKNIK Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2601.18 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v37i2.9815

Abstract

Semarang memiliki morfologi bervariasi yang berpotensi terhadap bencana tanah longsor. Daerah rawan longsor ini mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit baik sisi ekonomi sosial seperti bangunan (vihara, talud, rumah dan sebagainya) maupun nyawa manusia. Dalam hal ini manusia banyak dirugikan meskipun aktivitas manusia juga terdeteksi sebagai salah satu penyebab utama terjadinya bencana longsor. Untuk mengurangi kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh bencana longsor di Kota Semarang perlu diketahui status kesiapsiagaan warga sehingga prioritas sosialisasi dan intervensi dapat terarah dengan baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengukur indeks kesiapsiagaan warga di 19 lokasi titik penelitian rawan bencana longsor. Hasil penelitian menunjukkan secara umum, kesiapsiagaan masyarakat Semarang masuk dalam kategori “Hampir Siap” dengan nilai indeks 55,74. Terdapat 2 lokasi yang memiliki indeks kesiapsiagaan “BelumSiap” yaitu Kembang Arum dan Manyaran. Daerah Mangunharjo berada dalam kategori indeks cukup siap. Ketiga daerah ini berada di daerah dengan tingkat kerawanan cukup tinggi sehingga diprioritaskan untuk mendapatkan sosialisasi dan intervensi yang diperlukan. [Title: Analysis of Citizens’ Preparedness Level toward Potency of Landslides Disaster in Semarang City] Semarang has different morphology and by doing so caused a high potential for landslides. This case resulted in the losses of the landslide-prone area both for the social economy such as buildings (temples, embankments, homes, etc.) and human lives. In this case, the man obtained many disadvantages although human activity is also detected as one of the main causes of the landslide. To reduce the losses, it is needed to know the status of citizens’ preparedness so that the priority of socialization and interventions can be targeted properly. The method used in this study is the measurement of the preparedness index of residents in 19 locations of landslides-prone areas. The results showed in general, the community preparedness Semarang in the category "Almost Ready" with an index value of 55.74. There are two locations that have an index of preparedness "Not Ready" namely Kembang Arum and Manyaran. Mangunharjo area is in the category of the index “Quite Ready”. Those areas are located in areas with fairly high degree of vulnerability. So they are prioritized for the socialization and the interventions.
Kajian Penentuan Arah Kiblat Secara Geodetis Awaluddin, Moehammad; Yuwono, Bambang Darmo; Hani’ah, Hani’ah; Wicaksono, Satrio
TEKNIK Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.729 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v37i2.12107

Abstract

Kiblat merupakan arah penting Umat Muslim menghadapkan dirinya saat melakukan ibadah shalat. Pengukuran arah kiblat kemudian menjadi permasalahan ketika lokasi suatu tempat jauh dari Ka’bah karena tidak dapat dilakukan pengamatan penglihatan secara langsung. Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat untuk menentukan arah kiblat di daerah yang jauh dari Ka’bah, dalam penelitian ini Kota Semarang. Makalah ini mengkaji besarnya perbedaan arah kiblat pada tiga bidang hitungan ellipsoid, bola dan Peta Mercator. Arah Kiblat pada ketiga bidang hitungan tersebut dibandingkan dengan arah kiblat hasil pengukuran rashdul qiblat. Arah kiblat hasil hitungan di atas ellipsoid yang sudah dikoreksi dengan di atas bola mempunyai perbedaan yang jauh lebih kecil yaitu sebesar 45,7” jika dibandingkan dengan arah kiblat pada Peta Mercator. Perbedaan arah kiblat di atas ellipsoid yang sudah dikoreksi dengan arah kiblat hasil rashdul kiblat di lapangan sebesar 00 7’ 58,24”. Sedangkan untuk selisih arah kiblat di atas bidang bola dengan azimut hasil rashdul kiblat sebesar 00 2’ 49,94”. [Title: Study of Geodetic Qibla Direction Determination] Qiblah is an important direction for Muslims exposes himself while performing prayers. Qiblah direction determination becomes a problem when the location of a place far away from the Kaaba. Therefore we need a method to determine the exact direction of Qibla in areas far from the Kaaba, in this study Semarang. This paper examines the difference of the direction of Qibla on three calculation surface: ellipsoid, spherical and mercator map. Then these Qibla direction accuracies on three calculation surface were compared with Qibla direction resulting from Rashdul Qibla Measurement. The difference of ellipsoid Qibla direction that has been corrected and spherical Qibla direction has a much smaller difference in the amount of 45.7 " compared with Mercator Qibla Direction. The difference of ellipsoid qibla direction and Qibla direction resulting from Rashdul Qibla Measurement is 00 7’ 58,24”. While the difference of spherical Qibla direction and Qibla direction resulting from Rashdul Qibla Measurement is 00 2’ 49,94”. 
Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP Ramadhan, Anwar Ilmar; Diniardi, Ery; Mukti, Sony Hari
TEKNIK Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.072 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v37i2.9011

Abstract

Kebutuhan akan listrik baik untuk kalangan industri, perkantoran, maupun masyarakat umum dan perorangan sangat meningkat. Tetapi, peningkatan kebutuhan listrik ini tidak diiringi oleh penambahan pasokan listrik. Berdasarkan permasalahan tersebut, energi surya dipilih sebagai energi alternatif untuk menghasilkan energi listrik. Alat yang digunakan disini adalah sel surya, karena dapat mengkonversikan langsung radiasi sinar matahari menjadi energi listrik (proses photovoltaic). Agar energi surya dapat digunakan pada malam hari, maka pada siang hari energi listrik yang dihasilkan disimpan terlebih dahulu ke baterai yang dikontrol oleh regulator. Keluaran regulator langsung dihubungkan dengan inverter dari arus DC ke AC. Hasil pengujian modul surya (photovoltaic) terlihat bahwa hasil daya keluaran rata-rata mencapai 38,24 Watt,dan arus yang didapatkan sebesar 2,49 A (Ampere). Hal ini dikarenakan photovoltaic saat mengikuti arah pergerakan matahari akan selalu memposisikan photovoltaic untuk tetap menghadap matahari sehingga tetap akan dapat menangkap pancaran matahari secara maksimal. [Title: Design Analysis of System Power Solar Cells Capacity of 50 Wp] The need for electricity is good for the industry, offices, and public and individuals are greatly increased. However, the increase in demand for electricity is not accompanied by the additional power supply. Based on these problems, chosen solar energy as an alternative energy to generate electric power. A tool that is used here is the solar cell because it can directly convert solar radiation into electrical energy (photovoltaic process). So that solar energy can be used at night, then during the day, the electrical energy generated is stored before a battery which is controlled by the regulator. Regulator output is directly connected to the inverter from the DC to AC. The test results of solar modules (photovoltaic) indicated that the results of the average power output reached 38.24 Watt, and the currents were 2.49 A. This is because the photovoltaic follows the direction of movement of the sun and always located at the photovoltaic to remain facing the sun. Therefore, it will still be able to capture the radiant sun to the fullest.
Keakuratan Prediksi Inflow Waduk Dengan Neraca Air Waduk Wulandari, Dyah Ari; Budieny, Hary; Kurniani, Dwi
TEKNIK Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.872 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v37i2.12613

Abstract

Dalam perhitungan inflow waduk sering digunakan persamaan neraca air waduk yang menggunakan data seri laporan harian operasi waduk, evaporasi dan curah hujan diwaduk, dan lengkung H-V-A waduk. Pada pengamatan data series laporan harian operasi waduk dan pengukuran kapasitas tampungan waduk, dapat terjadi kesalahan yang disebabkan karena kesalahan faktor manusia maupun faktor alat, hal ini akan menyebabkan kesalahan pula pada besarnya inflow waduk yang dihasilkan. Lebih lanjut di dalam perencanaan, data series inflow waduk ini diperlukan sebagai input pada pemodelan optimasi operasi waduk dan sedimentasi waduk, sehingga keakuratan datanya sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat akurasi penggunaan neraca air waduk dalam memprediksi inflow waduk. Untuk mengetahui tingkat akurasi dilakukan dengan membandingkan antara inflow waduk dari anak sungai hasil pengukuran dan hasil hitungan dengan persamaan neraca air waduk. Kemudian dilakukan variasi periode pengukuran dan kurva H- V-A yang digunakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka pada periode perhitungan yang lebih lama menghasilkan tingkat error yang lebih kecil. Pemakaian kurva waduk yang berbeda menghasilkan inflow yang berbeda. Tingkat error yang didapat masih cukup besar, diatas 30 %, sehingga perhitungan inflow waduk dari anak sungai dengan menggunakan metode neraca air waduk kurang akurat. [Title: Accuracy of Reservoir Inflow Prediction Using Reservoir Water Balance] In the calculation of reservoir inflow often used reservoir water balance equation using the data series of daily reports reservoir operation, evaporation and precipitation, and H-V-A curve. In observation of the data series of daily reports of reservoir operation and measurement of reservoir storage capacity, the errors may occur due to human error factor and factor appliance. This will cause an error on the reservoir inflow generated. Further, in the planning, this series data of reservoir inflow is required as input to the modeling of reservoir operation optimization and reservoir sedimentation, so the accuracy of the data are required. The purpose of this study was to evaluate the use of the reservoir water balance accuracy rate in predicting inflow. To determine the level of accuracy, the effort is done by comparing the inflow tributary reservoirs of measurement and the count with the reservoir water balance. Then perform variations of the measurement period and curves H-V-A is used. Based on the research conducted in the period longer calculation produces a smaller error. The different H-V-A curve results in the different inflow. Error rate obtained is still quite large, above 30%, so the calculation of tributary inflow reservoirs using reservoir water balance method is less accurate.  

Page 1 of 1 | Total Record : 8